Advertisement

Latest News

TAFSIR SURAH AN-NAAS

By Sang Perindu - Sunday, December 11, 2011


Penulis rahimahullah berkata di dalam tafsiran An-Naas :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  ١. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ   
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia,
  ٢. مَلِكِ النَّاسِ    
2. Raja manusia,
  ٣. إِلَهِ النَّاسِ    
3. Sembahan manusia,
 ٤. مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ    
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
  ٥. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ     
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
  ٦. مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ     
6. dari jin dan manusia,
Pada ucapan Qul a’uudzu birabbin naas, terkandung tiga hal :
Pertama : permohonan perlindungan, penjelasannya sudah dibahas
Kedua : perlindungan kepada sesuatu
Ketiga : perlindungan dari sesuatu
“Perlindungan kepada sesuatu” hanyalah kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Tuhan yang memberi rizki dan mengatur manusia, mendatangkan manfaat bagi mereka dan menjauhkan mafsadatnya.
“Raja manusia” artinya yang mengatur mereka sedangkan mereka adalah hambanya. Dia mengurus mereka sekehendak-Nya, Pemilik segala Kekuatan dan Kekuasaan atas mereka. Maka tidaklah mereka bisa lari kepada raja yang lain jika datang perintah-Nya. Yang menundukkan dan mengangkat sesuatu, menyabung dan memutus satu hubungan, dan memberi serta menahan pemberian.
“Sembahan manusia” artinya satu-satunya sembahan manusia. Dialah yang diseru, tempat berharap dan yang menciptakan. Dia menciptakan manusia, membentuknya, memberikan nikmat, dan melindungi mereka dengan keesaan-Nya. Dia pula yang memaksa, memerintah, dan melarang. Dia pula yang memalingkan mereka sesukanya dan memerintahkan mereka menyembahnya dengan segenap sifat-Nya yang sempurna.
Adapun “perlindungan dari sesuatu” adalah dari perasaan was-was, yaitu bisikan yang mengusik diri.
Adapun “khannas” artinya adalah yang tersembunyi dan terbelakang. Asalnya dari kata “khunuus”, yaitu kembali ke belakang. Keduanya merupakan sifat dari sesuatu yang tersembunyi, yaitu setan. Sesunggunya manusia apabila lalai maka muncul dalam dirinya perasaan was-was yang menjadi pangkal keburukan. Tetapi jika ia berdzikir mohon perlindungan pada Allah maka perasaan tersebut akan hilang.
Imam Qatadah berkata, “Khannas itu seperti ekor anjing, bisa menghilang jika seseorang berdzikir pada Allah”.
Disebut juga pangkal seperti pangkal biji yang tumbuh dan hidup di hati. Jika seseorang berdzikir pada Allah maka akan lenyap. Perbuatan ini terjadi berulang-ulang. Jika mengingat Allah maka hilang, dan jika lalai maka kembali muncul.
“dari jin dan manusia” artinya bahwa was-was itu sumbernya bisa dari jin maupun manusia. Was-was adalah bisikan. Pada manusia bisikan terjadi melalui telinga, tetapi jin tidak melalui itu. Kesamaan was-was dengan wahyu setan sebagaimana dalam ayat :
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) . Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (al-An’am:112).
Wallahu a’lam.
Segala puji bagi Allah di awal dan di akhir baik nampak maupun tersembunyi dan shalawat bagi Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya.

Tafsir ke 2

Tafsir surah An-Naas: surah An-Naas terletak di akhir surat dlm Al-Quran dalam tafsiran surah An-Naas merupakan kesimpulan dari seluruh Ayat Al-Quran, karena surah ini menjelaskan tentang kondisi/perihal manusia pada umumnya termasuk juga bangsa jin di dlmnya, karena Manusia dan jin akan di minta pertanggung jawabannya Oleh Allah di akhirat nanti.
Disamping itu juga dalam tafsir lain yang di kemukakan oleh guru kami, yaitu Syaikh Husein, di tafsirkan :

Surah An-Naas di mulai dengan permohonan perlindungan kepada Allah SWT dengan 3 sifat Allah yang tidak sepantasnya di sandang oleh manusia, biasanya nafsu sering mengambil alih sifat itu :
1. Robb
2. Maalik
3. Ilahi
ini juga menunjukkan tingkatan pengambil alihan nafsu, jika nafsu tdk bisa di kendalikan.
Contoh dalam Al-Quran tentang Tingkatan ke 3 dalam pengambil alihan sifat Allah (yaitu : Ilahi yang dalam pengertian yang patut di sembah) yang di lakukan oleh nafsu adalah Firaun.

Min syarri al-waswasa al-Khannas(dari bisikan al Khannas) ayat ini menjelaskan tentang awal mulanya pengambil alihan sifat oleh nafsu menjadi (1. Robb 2.Maalik 3.Ilahi), yaitu bermula dari bisikan syaitan dan awal mulanya bisikan itu datang karena kurangnya ilmu. macam-macam bisikan berasal dari :
1. Syaiton, 
2. Nafsu 
3. Malaikat, 
4. Allah .

Alladzi yuwaswisu fii shuduri an-Naas (Yang membisikkan ke dalam sodr (tingkatan hati yg pertama) manusia.

7 tingkatan hati (dlm Hadis) : Ketahuilah di dalam rongga dada anak adam di dalamnya terdapat sebuah istana, di dalam istana terdapat Sodr( hati yg menghadap kepada dunia), Di dalam Sodr terdapat Qolbu, Di ddalam Qolb terdapat Fuad, di dalam Fuad terdapat akhfa, di dalam  akhfa terdapat Lub,di dalam lub terdapat  sir (rahasia), di dalam sir terdapat Ana (Allah).
ayat ini menjelaskan tempat terjadinya bisikan syaitan (ayat sebelumnya). Syaitan sering masuk ke dalam sodr karena kecenderungan hati terhadap dunia lebih besar dari pada Allah.

Mina al-Jinnati wan-Nas (Dari golongan jin dan manusia), ayat ini menjelaskan asal bisikan itu dari syaitan yg terkutuk (anak buah iblis), mereka menggoda sesuai dengan tingkatan masing-masing, juga berasal manusia, karena manusia itu sendiri mempunyai nafsu buruk, apabila nafsu buruk itu tdk di kendalikan maka akan merusakkan baik itu dirinya ataupun org lain, dengan begitu hal manusia sama dengan syaitan. wallahu a'lam

Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

Advertisement